METODE PENELITIAN (VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN)


VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
    Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Nurbaiti, M.Pd


Kelompok 6
Annisa Aulia Berliana            
Nur Azizah
Siti Choirunnisah
Yuli Yanti
                PAI 2B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-HIKMAH JAKARTA
Jl.Jeruk Purut No. 10 Cilandak Timur Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12650, Telp/Fax: (021)7890521
2019










       Berdasarkan latar belakang di atas, disimpulkan perlu adanya suatu kajian yang lebih mendalam dan menjelaskan mengenai validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian, demi tercapainya suatu tujuan penelitian sesuai yang diharapkan..

1.      Apa yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian?
2.      Apa saja jenis-jenis dari validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian?
3.      Bagaimana pelaksanaan pengujian dari validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif?

1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian
2.      Dapat memahami definisi dan jenis-jenis validitas dengan reliabilitas instrumen penelitian
3.     Mengetahui pelaksanaan pengujian dari validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif





       Validitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika berpikir, sifat valid, dan kesahihan.
Pengertian Validitas menurut para ahli sebagai berikut:
1.      Menurut Sudjana, Validitas adalah ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai.
2.   Menurut Arikunto, Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
       Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud[1].
       Jadi dapat disimpulkan Validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti keandalan instrumen penelitian dalam mengumpulkan data. validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
       Sebagai contoh dalam bidang pengukuran aspek fisik, bila kita hendak mengetahui berat sebuah cincin emas maka kita harus menggunakan alat penimbang berat emas agar hasil penimbangannya valid, yaitu tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang berat badan memang mengukur berat, akan tetapi tidaklah cukup cermat untuk menimbang berat cincin emas karena perbedaan berat yang sangat kecil pada berat emas itu tidak terlihat pada alat ukur berat badan

       Reliabilitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perihal sesuatu yang bersifat reliabel atau konsisten, ketelitian, dan ketepatan teknik pengukuran
Pengertian Reliabilitas menurut para ahli sebagai berikut:
1.      Menurut Sumadil Suryabrata, Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
2.      Menurut Walizer, Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran
       Ungkapan yang mengatakan bahwa instrumen harus reliabel sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.[2]
       Jadi dapat disimpulkan Reliabilitas adalah kesamaan atau konsistensi hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta yang diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
       Sebagai contoh jika keadaan si A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan si B, maka jika diadakan pengukuran ulang si A juga berada lebih rendah dari B itulah yang dikatakan ajeg atau tetap 

1.      Validitas internal
§  Validitas isi, merujuk pada sifat-sifat isi termasuk di dalamnya instrumen dan spesifikasi-spesifikasi yang digunakan peneliti untuk merumuskan isi. Bagaimana kelayakan isi? Apakah pertanyaan-pertanyaan yang mewakili isi cukup memadai?[3]
Dengan demikian validitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah bahan atau materi yang diujikan sesuai dengan pengetahuan, pelajaran, kemampuan, pengalaman, atau latar belakang responden yang diuji.
Sebagai contoh tes hasil belajar bidang studi IPS harus bisa mengungkapkan isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi. Disinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi[4] .
§  Validitas prediktif, merujuk pada instrumen peramalan bahwa kriteria penilaian berada pada saat yang akan datang atau kemudian.
Sebagai contoh salah satu syarat diterima di perguruan tinggi adalah menempuh ujian. Instrumen tes ujian itu dikatakan memiliki validitas prediktif yang tinggi, apabila yang mendapat nilai baik dapat menyelesaikan studinya dengan lancar, sedangkan yang mendapat nilai rendah akan mendapat hambatan atau bahkan gagal ditengah jalan.
§  Validitas konstruk, merujuk pada sifat konstruksi atau karakteristik yang diukur oleh suatu instrumen secara psikologi. Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak sifat-sifat yang tidak dapat secara langsung dilihat perwujudannya dalam kelakuan manusia.
Sebagai contoh untuk mengetahui aspek-aspek kepribadian mana sebenarnya yang ingin diukur oleh peneliti, dia dapat menggunakan tes kepribadian
2.      Validitas eksternal
       Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai  dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud[5].
       Sebagai contoh seseorang dapat diakui kreatif apabila dari pengalaman dibuktikan bahwa orang tersebut sudah banyak menghasilkan ide-ide baru.
1.      Reliabilitas Eksternal
§  Metode Ulang (Test-Retest)
       Metode ini melibatkan dua kali penggunaan tes yang sama terhadap responden yang sama dengan waktu yang berbeda. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah rentang waktu untuk memberikan tes kedua, sebaiknya jangan terlalu dekat sebab dihawatirkan responden masih dapat mengingat soal yang diberikan pada tes pertama.[6]
§  Metode Paralel (Equivalent)
       Metode ini melibatkan dua buah tes yang terpisah satu sama lain, dikenakan pada responden yang sama pada periode waktu yang sama dalam arti tidak harus menunggu waktu beberapa hari atau minggu. Meskipun pertanyaan-pertanyaan antara kedua instrumen tersebut berbeda[7], akan tetapi keduanya harus memiliki isi yang sama dan mengukur sesuatu yang sama pula atau identik.
2.      Reliabilitas Internal
§  Metode Belah Dua
       Dalam teknik belah dua ini, menunjuk pada pengujian suatu instrumen dengan cara membagi dua artinya Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat instrumen saja dan hanya di uji cobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar nomor awal-akhir, dan dengan cara undian[8]. 

       Dalam hal ini perlu  dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan  instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
       Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama[9].
       Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil data penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

       Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. 
       Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma atau cara pandang orang terhadap suatu realitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk atau ganda, dinamis atau selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri.
Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:
§  Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk sebuah hubungan yang semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
       Untuk membuktikan apakah peneliti itu melakukan uji keabsahan melalui perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik kalau dibuktikan dengan surat keterangan perpanjangan. Selanjutnya surat keterangan perpanjangan ini dilampirkan dalam laporan penelitian.
       Mengenai teknik uji ini juga biasa disebut dengan Perpanjang Keikutsertaan, yaitu penekanan terhadap peneliti sebagai instrumen penelitian itu sendiri yang melakukan usaha tinggal di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dengan perpanjangan keikutsertaan, peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.[10]

§  Meningkatkan ketekunan
       Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis[11].
       Meningkatkan ketekunan diibaratkan melakukan suatu peninjauan kembali atas hasil yang telah dibuat. Dengan meningkatkan ketekunan ini maka peneliti dapat melakukan pengecekkan kembali apakah data yang telah ditemukan benar atau salah. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
       Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi terkait dengan temuan yang diteliti.


  
  

       Validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti keandalan instrumen penelitian dalam mengumpulkan data. validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Sedangkan Reliabilitas adalah kesamaan atau konsistensi hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta yang diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
       Jenis-jenis Validitas pada instrumen penelitian yaitu Validitas internal dan validitas eksternal. Untuk validitas internal terbagi menjadi tiga yaitu validitas isi, validitas prediktif dan validitas konstruk
       Jenis-jenis Reliabilitas pada instrumen penelitian yaitu Reliabilitas internal dan Reliabilitas eksternal. Untuk Reliabilitas eksternal terbagi menjadi dua metode  yaitu Metode Ulang (Test-Retest) dan Metode Paralel (Equivalent). Yang termasuk Reliabilitas internal yaitu Metode Belah Dua.

       Meskipun kami  menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, tetapi kenyataannnya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.






Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Margono.1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya




















[1] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta) Hlm 212
[2] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1997) Hlm 132
[3] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta) Hlm 215
[4] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1997) Hlm 125
[5] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta) Hlm 222
[6] Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) Hlm 176
[7] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1997) Hlm 135
[9] Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) Hlm 188
[10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016) Hlm 213
[11] Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) Hlm 198


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAUHID ILMU KALAM (ALIRAN ASY’ARIYAH)

FIQIH MUNAKAHAT (Rujuk Dan Tajdidunnikah)

TAFSIR (Metode Tafsir Bi Al-Matsur dan Bi Al-Ra’yi)